Selasa, 20 Juni 2017

sebagian kecil tentang ibuku

Sebagian Kecil Tentang Ibuku
Ibu adalah seorang wanita yang wajib dijadikan panutan. Seorang wanita yang juga wajib untuk dihormati dan dibanggakan. Ibu adalah seorang perempuan tangguh yang melahirkan saya ke dunia ini. Beliau pula yang mengurusi saya dari saya kecil hingga sekarang. Wanita yang sangat penyabar, yang sehari-hari dikenal dengan sebutan ibu itu telah mendidikku dengan sangat bijaksana.
Ibu saya bernama Rohani. Beliau dilahirkan di Surabaya pada tanggal 24 September 1978. Ibu saya berumur 38 tahun. Namun, sebentar lagi akan menginjak 39 tahun. Ibu saya dilahirkan dari rahim seorang wanita yang bernama Misten. Sedangkan ayah dari ibu saya bernama Sakijan. Beliau adalah anak ke dua dari tujuh bersaudara. Nama abang dari ibu saya bernama Joko Yulianto, sedangkan adiknya bernama Prihatin, Astuti, Khalifah, Siti Maryam, dan Selamet.
Sejak kecil ibu tinggal berpindah-pindah mengikuti nenek dan kakek. Dari mengontrak rumah ke sana ke sini hingga ikut transmigrasi. Hingga akhirnya menetap di Kalimantan Barat. Pada tahun 1994 ibu menikah dengan seorang laki-laki yang bernama Asro atas dasar perjodohan nenek dan kakek.
Ibu pernah bercerita pada saya, sebenarnya beliau belum ingin menikah karena masih ingin bebas bekerja dan membantu perekonomian keluarga. Namun, apa yang bisa dilakukan? Beliau tidak ingin menjadi anak durhaka yang tidak menuruti perintah kedua orang tuanya.
Ibu memiliki kepribadian yang sederhana, pekerjaan sehari-harinya adalah di rumah. Hanya sebgai ibu rumah tangga yang mengurusi suami dan anak-anaknya. Sebanyak apapun pekerjaan, beliau tidak pernah mengeluh. Bahkan bisa dikatakan sangat jarang beliau meminta bantuan saya dalam melakukan pekerjaan rumah.

Yang selalu saya banggakan dari ibu adalah beliau selalu mengajarkan saya untuk terbuka terhadapnya, tentang hal apapun itu. Terbuka yang dimaksud adalah menceritakan hal apapun yang terjadi di setiap hari. Ibu memang tidak membiasakan saya untuk menuliskan keluh kesah di buku atau di kertas. Baginya bila hanya sekadar ditulis, saya tidak akan mendapat solusi dan nasihat.