MAKALAH
PSIKOLOGI
KEPRIBADIAN
“pSIKOANALISIS
KEPRIBADIAN MENURUT KAREN HORNEY”
Dosen Pengampu:
Risna Hayati, M.Psi, Psikolog
Disusun oleh:
Puspita Nuriman (11632005)
Umi Wahyula (11632025)
KONSELING ISLAM JURUSAN BIMBINGAN
FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PONTIANAK
(IAIN) PONTIANAK
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
yang berjudul “Psikoanalisis kepribadian Koren D Horney”. Adapun maksud dan
tujuan penulis makalah ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas
mahasiswa, selain itu makalah ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi semua kalangan yang ada dikampus IAIN
PONTIANAK.
Alhamdulillah, dengan rahmat dan karunia
Allah Swt, kami dapat menyusun makalah ini. Semua ini tidak lepas dari Rahman dan Rahim serta
pertolongan-Nya, sehingga semua hambatan dan kendala dalam penyusunan makalah
ini dapat dilalui dengan mudah. Tak lupa shalawat serta salam, selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari kegelapan menuju
masa yang terang benderang. Makalah ini diharapkan mampu memberikan pemahaman
kepada para mahasiswa yang ingin mempelajari Psikoanalisis Kepribadian menurut
Koren Horney agar lebih mudah dalam belajar. Karena Filsafat merupakan hal
penting dalam kehidupan manusia. Semoga makalah ini dapat membantu semua teman
mahasiswa/i dalam mempelajari dan memahami mata kuliah Psikologi Kepribadian.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR
ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Biografi singkat Karen Horney........................................................................... 2
B.
Psikoanalisis menurut Karen Horney................................................................. 3
C. Struktur kepribadian menurut
Karen Horney...................................................... 5
D. Proses kepribadian menurut
Karen Horney........................................................ 6
E.
Perkembangan kepribadian menurut Karen
Horney .......................................... 8
F.
Psikopatologi & perubahan perilaku................................................................... 12
G. Assesment & treatment............................................................................................................. 14
H. Isu-isu penting menurut Karen
Horney............................................................... 15
BAB III PENUTUP
Kesimpulan......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori psikoanalisis sosial dari Karen Horney dibentuk berdasarkan asumsi
bahwa kondisi sosial dan kultural, terutama pengalaman-pengalaman masa
kanak-kanak sangat besar pengaruhnya dalam membentuk kepribadian seseorang. Orang-orang
yang tidak mendapatkan kebutuhan akan cinta dan kasih sayang yang cukup selama
masa kanak-kanak mengembangkna rasa permusuhan dasar (basic hostility) terhadap
orang tua mereka dan, sebagai akibatnya, megalami kecemasan dasar (basic
anxiety).
Awalnya Karen Horney adalah pengikut dari teori Sigmun Freud, namun dalam
berjalannya waktu beliau terpengaruh oleh oleh Jung dan Adler. Akhirnya beliau
mengembangkan pendekatan kepribadian yang holistik; manusia berada dalam satu
totalitas pengalaman dan fungsinya, dan bagian-bagian kepribadian seperti
fisikokimia, emosi, kognisi, sosial, kultural, spiritual, hanya dapat
dipelajari dalam hubungannya satu dengan yang lain sebagai kepribadian yang
utuh. Teori kepribadian Karen Horney termasuk kedalam paradigma Psikoanalisi.
Untuk itu kami disini bertujuan untuk mengungkapkan apa itu teori kepribadian
psikoanalisis menurut Karen Horney dan biografi singkat beliau.
B. Rumusan Masalah
a. Biografi singkat Karen Horney
b.
Psikoanalisis menurut Karen
Horney
a. Struktur kepribadian menurut Karen Horney
b. Proses kepribadian menurut Karen Horney
c. Perkembangan kepribadian menurut Karen Horney
d. Psikopatologi & perubahan perilaku
e. Assesment & treatment
f. Isu-isu penting menurut Karen Horney
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Biografi Singkat Karen Horney
Karen
Danielson lahir di Hamburg, Jerman pada tanggal 16 September 1885 di
tengah keluarga Clotilde dan Berndt Wackels Danielson. Beliau dilahirkan
di sebuah desa kecil tidak jauh dari Hamburg, sebelah utara Jerman. Ayahnya
adalah seorang kapten kapal dengan berlatar belakang Norwegia, sedangkan ibunya
adalah orang Belanda. Ayah Horney adalah seorang yang taat beragama, bersifat
menguasai dengan keras sekali, angkuh, sering murung, dan pendiam, sementara
ibunya adalah seorang yang menarik, periang, dan berpikiran bebas.
Horney muda mengagumi
ayahnya dan sangat merindukan perhatian dan cinta kasihnya, tapi dia
ditakut-takuti oleh ayahnya. Selalu teringat di benak Horney “mata biru ayahnya
yang menakutkan” dan ketegangannya, sifat banyak menuntut. Pada tahun-tahun
pertama Horney merasa ditolak oleh ayahnya. Ayahnya seringkali melontarkan
komentar-komentar bernada meremehkan tentang penampilan dan intelegensinya. Dia
merasa diremehkan dan tidak menarik, meskipun kenyataannya dia cantik.
Horney dekat dengan
ibunya dan menjadi “putri pemuja,” sebagai cara untuk mendapatkan kasih sayang.
Hingga usianya mencapai 8 tahun, Horney adalah seorang anak teladan, melekat
dan selalu mengalah. Di tengah-tengah usahanya, dia masih saja tidak percaya
bahwa dia telah memperoleh cinta kasih dan rasa aman yang dia butuhkan. Karena
pengorbanan diri dan perilaku baik tidak berhasil, maka dia mengubah siasatnya.
Pada usia 9 tahun,
Horney menjadi seorang anak yang ambisius dan suka melawan. Dia memutuskan
bahwa jika dia tidak dapat memperoleh cinta kasih dan rasa aman, maka dia akan
melakukan balas dendam kepada perasaan tidak menarik dan kurangnya. Beberapa
tahun kemudian dia menulis, “Jika aku tidak bisa menjadi cantik, maka aku harus
menjadi pandai.” Dia berjanji untuk selalu menjadi yang pertama di kelasnya.
Ketika dewasa, dia menyadari betapa banyak rasa permusuhan yang telah dia
bangun pada masa kecil. Teori kepribadian Horney menjelaskan bagaimana rasa
cinta yang tidak terpenuhi pada masa kanak-kanak mendorong berkembangnya
kecemasan dan permusuhan dasar.
Pada usia 12 tahun,
setelah menjalani bermacam-macam perawatan untuk suatu penyakit dari seorang
dokter, dia memutuskan untuk berkarier di bidang medis. Di tengah-tengah
perlawanan kepada ayahnya dan perasaan tidak berharga serta putus asa, selama
di SMU Horney berusaha keras untuk mewujudkan cita-citanya masuk sekolah medis.
Pada tahun 1904, ibunya menceraikan ayahnya dan meninggalkan Karen dan Berndt
kakaknya dengan ayahnya. Tahun 1906, dia masuk sekolah kedokteran di Universitas
Freiburg hanya karena ingin melawan keinginan orangtuanya dan tentu saja
menentang kebiasaan umum bagi masyarakat kala itu.
Pada usia 24 tahun,
pada 1909, Horney menikah dengan Oscar Horney, seorang pengacara dari Berlin.
Tahun 1910, Karen melahirkan Brigitte, anak perempuan pertama dari tiga orang
anak perempuannya. Lalu, pada tahun 1911, ibunya meninggal. Rangkaian peristiwa
ini sangat berat dirasakan Karen. Inilah yang kemudian mengantarkannya menjadi
seorang psikoanalis.
Pada 1926, Horney dan
suaminya berpisah, dan enam tahun kemudian dia pindah ke Amerika, Pertama-tama
bekerja di Chicago dan akhirnya menetap di New York. Di antara rekannya adalah
Erich Fromm dan Harry Stack Sullivan. Selama beberapa tahun dia mengembangkan
sebagian besar teorinya. Dia membuka praktik, mengajar, dan menulis. Pada akhir
hayatnya dia tertarik pada agama Budha Zen, dan dia telah menunjungi beberapa
biara Zen di Jepang beberapa tahun sebelum meninggal. Sampai akhirnya meninggal
tahun 1952.
B. Psikoanalisis Menurut Karen Horney
Psikoanalisis adalah
cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai
studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Pada mulanya Horney merupakan
pengikut Freud, yang kemudian terpengaruh oleh Carl Gustav Jung dan Alfred
Adler. Akhirnya dia mengembangkan pendekatan kepribadian yang holistik. Manusia
berada dalam satu totalitas pengalaman dan fungsinya, dan bagian-bagian
kepribadian seperti fisikokimia, emosi, kognisi, sosial, kultural, spiritual,
hanya dapat dipelajari dalam hubungannya satu dengan yang lain sebagai suatu
kepribadian yang utuh.
Pakar psikoterapi lain
seperti Monroe berpendapat teori dan konsep Horney berbeda secara radikal
dengan pikiran Freud dan Freudian, sehingga sukar mencari kesejajaran antara
keduanya. Namun Horney sendiri menyatakan bahwa “tidak ada hal penting yang
dapat dikerjakan diranah psikologi dan psikoterapi tanpa mengakui temuan
fundamental dari Freud.” Menurut Horney, doktrin Freud yang terpenting adalah:
-
Semua proses dan event
psikis bersifat ditentukan (semua terjadi karena alasan tertentu, dan bukan
terjadi secara random).
-
Semua tingkah laku
mungkin ditentukan oleh motivasi tak sadar.
-
Motivasi yang mendorong
manusia adalah kekuatan yang bersifat emosional dan nonrasional.
Disisi lain, Horney menentang teori Freud dalam hal:
-
Teori Freud terlalu
mekanistik dan biologik sehingga tidak bisa menggambarkan keutuhan motivasi dan
tingkah laku manusia.
-
Perhatian Freud
terhadap interrelasi manusia sangat kecil, sehingga berakibat penekanan yang
salah pada motivasi seksual dan konflik. Seharusnya, keamanan dan ketidakpuasan
(non seksual) yang menjadi kekuatan pendorong berfungsinya kepribadian.
-
Tingkah laku agresi dan
destruksi bukan hereditas seperti yang dikemukakan Freud, tetapi merupakan sarana
bagaimana orang berusaha melindungi keamanannya.
-
Freud berpendapat penis
envy adalah gambaran wanita yang inferior dan cemburu karena peran kelaminnya
lebih rendah dari laki-laki, sedang Horney dan Adler berpendapat bahwa penis
envy adalah simbolik wanita yang mengingikan persamaan status dan kekuasaan
seperti pria. Meskipun menggambarkan orang yang berfungsi baik, sebagai
terapis, ia lebih terkait dengan individu yang disebut neurotik.
-
Kebutuhan kasih sayang
dan cinta semakin kuat. Horney percaya asumsi-asumsi ini menjadi kurang
penting, kecuali untuk pengaruh masa anak-anak. Sebaliknya, dia menekankan
signifikan terhadap ketidakpedulian orangtua terhadap anak, percaya bahwa
persepsi seorang anak tentang peristiwa, yang bertentangan dengan niat orang tua,
adalah kunci untuk memahami neurosis seseorang.
C. Struktur Kepribadian Menurut Horney
1. Idealisasi self-image
Horney menyatakan bahwa kita semua,
normal maupun neurotik, membangun self-image sebagai gambaran
idealisasi dari diri kita sendiri yang mungkin ataupun tidak didasarkan dari
realitas. Pada orang normal self-image dibangun dalam penilaian
yang realistik pada kemampuan dirinya, potensi, kelemahan, tujuan dan hubungan
dengan orang lain. Image ini akan memberikan sebuah perhatian terhadap
kesatuan dan penyatuan terhadap seluruh kepribadian dan menjadi suatu frame of
referennce dari apa yang kita temui dalam diri kita sendiri maupun orang lain.
Agar kita mampu meraih tujuan akhir dari realisasi diri (self-realization),
perkembangan maksimum dan pemenuhan terhadap potensi-potensi yang kita
miliki, self-image kita secara jelas akan merefleksikan diri
kita sebenarnya.
Pada orang penderita neurotic yang
mengalami permasalahan antara perilaku yang bertentangan, memiliki kepribadian
yang ditandai dengan perpecahan dan ketidakharmonisan. Mereka membangun sebuah
citra diri ideal untuk tujuan yang sama seperti orang normal lakukan untuk
menyatukan kepribadiannya. Usaha dalam menyatukan menyebabkan kegagalan, karena
citra diri mereka tidak berdasarkan pada penilaian realistis kekuatan pribadi
dan kelemahan, tapi sebaliknya hal ini didasarkan pada ilusi.
Neurotik tidak puas dengan sedikit
perubahan, tidak menerima yang belum sempurna. Ini yang kemudian yang dinamakan
oleh Horney tirani kebolehan (tyrany of the should). Mereka memberitahu
diri mereka sendiri, mereka dapat menjadi terbaik atau kebanyakan murid yg
sempurna,karna mereka percaya hidup adalah ilusi mereka. Meyakini bahwa ada
yang salah dengan dunia luar, mereka menganggap bahwa diri mereka itu khusus
sehingga berhak diperlakukan sesuai dengan gambaran diri ideal mereka sendiri.
Para penderita neurotik, kalau tuntutan mereka tidak terpenuhi, mereka menjadi
marah, bingung, dan tidak mampu memahami mengapa orang lain tidak dapat
memahami tuntutannya.
Neurotic tidak pernah puas dengan
dirinya sendiri, karena mereka akhirnya menyadari bahwa dirinya tidak cocok
dengan diri ideal yang mereka dambakan. Mereka kemudian mulai membenci dan
memandang rendah dirinya sendiri. Horney mengemukakan 6 cara orang mengekspresikan
kebencian diri itu:
-
Menuntut
kebutuhan kepada diri tanpa ukuran (relentles demands on the self)
Orang memunculkan kebutuhan diri yang tidak pernah
berhenti. Bahkan ketika mereka mencapai keberhasilan, mereka terus mendorong
dirinya sendiri untuk bergerak menuju kesempurnaan.
-
Menyalahkan
diri tanpa ampun (merciless self-accusation)
Orang neurotik yang terus menerus mencaci-maki dirinya
sendiri. Menyalahkan diri bentuknya bermacam-macam, mulai dari ekspresi luar
biasa, misalnya merasa bertanggung jawab terhadap bencana alam, sampai menanyai
secermat-cermatnya kebaikan dari motivasinya sendiri.
-
Menghina
diri (self-contempt)
Diekspresikan dalam wujud memandang kecil, meremehkan,
meragukan, mencemarkan, dan menertawakan diri sendiri. Menghina diri mencegah
yang bersangkutan dari perjuangan untuk maju atau berprestasi.
-
Frustasi
diri (self-frustation)
Orang neurotik sering membelenggu dengan tabu unruk
menentang kesenangan.
-
Menyiksa
diri (self-torment)
Pada dasarnya semua mekanisme diri rendah mengandung
makna menyiksa diri. Namun menjadi berubah apabila tujuan orang neurotik itu
membahayakan atau menyakiti diri sendiri. Banyak orang memperoleh kepuasan
masokism dengan mengalami penderitaan akibat suatu keputusan, memperparah sakit
kepala, melukai diri dengan pisau, menantang berkelahi dengan orang yang jauh
lebih kuat atau mengundang siksaan fisik.
-
Tingkah
laku dan dorongan diri (self destructive action and impuls)
Bisa fisikal atau psikologikal, disadari atau tidak
disadari, akut atau kronik, benar-benar dilakukan atau hanya dalam imajinasi.
Orang-orang neurotik juga merusak diri secara psikologis, misalnya berhenti
bekerja ketika karirnya mulai memuncak, memutus hubungan persahabat yang sehat
dan memilih pergaulan yang neurotis, atau melakukan aktifitas seksual promiskuitas.
D. Proses Kepribadian Menurut Karen Horney
Penekanan Horney dalam fungsi neurotis
adalah pada bagaimana individu berusaha mengatasi kecemasan dasarnya (basic
anxiety). Menurut teori neurosisnya, dalam diri seorang neurotis terdapat tiga
konflik antara tiga cara merespon kecemasan dasar. Ketiganya ditandai dengan
rigiditas dan kurangnya pemenuhan potensi individu, yang merupakan inti dari
semua neurosis. Ketiga pola ini adalah :
1. Pribadi yang selalu mengalah.
Pribadi yang selalu mengalah menunjukkan gelagat dan
perilaku yang mencerminkan keinginan untuk bergerak ke orang lain; keinginan
untuk persejutuan, dicintai, di inginkan, diperhatikan, dan dilindungi secara
terus-menerus. Walaupun mereka hanya perlu satu orang penting, sepertin teman
atau pengurus. Orang yang berkepribadian seperti ini memanipulasi orang untuk
mendapatkan apa yang diinginkannya. Orang ini ditakutkan dengan
pemikiran-pemikiran orang lain, dan mereka akan berperilaku seperti yang orang
suka. Mereka biasanya melemparkan kesalahan pada orang lain. Akibatnya mereka
menganggap orang lain adalah superior dan dirinya ada inferior. Mereka tidak
bisa menerima penolakan dan kritikan. Mereka menganggap bahwa hal itu sangat
mengerikan. Sumber dari kepribadian ini adalah kebencian orang yang ditekan.
Horney menemukan bahwa orang ini telah ditekan perasaannya dari balas dendam
dan bantahan.
2. Pribadi yang agresif.
Pribadi yang agresif bergerak melawan orang lain.
Dalam dunianya, orang lain adalah musuh. Hidup itu adalah hutan rimba dimana
adanya kekuatan, supermasi dan keganasan adalah hal yang penting. Walaupun
keinginan mereka sama seperti pribadi yang selalu mengalah yaitu untuk
mengurangi ketakutan mereka, pribadi yang agresif tidak pernah menunjukkan
ketakutan mereka. Mereka berperilaku tangguh dan mendominasi dan tidak
menghormati orang lain. Karena pribadi yang agresif didorong untuk mengungguli
yang lain, mereka menghakimi orang lain untuk menguntungkan diri mereka sendiri
untuk mencapai keinginan mereka. Mereka tidak berusaha untuk menenangkan orang
lain, tetapi mereka akan membantah, mengkritik, menyuruh dan melakukan apa saja
yang penting agar mereka bisa mencapai atau mempertahankan kekuatan mereka.
Pribadi yang agresif mungkin terlihat percaya diri dengan kemampuan mereka dan
tanpa hambatan dalam membela dan menegaskan diri mereka. Namun, sama saja
seperti pribadi yang selalu mengalah pribadi yang agresif juga didorong oleh
ketakutan, perasaan tidak aman, dan permusuhan
3. Pribadi yang menyendiri.
Orang-orang mendeskripsikan pribadi yang menyendiri
adalah orang yang pergi menjauh dari orang lain dan menjaga emosi mereka.
Mereka harus tidak mencintai, membenci, dan bekerja sama dengan orang lain atau
terlibat dengan orang lain. Untuk mencapai kesendirian itu, mereka bejuang
untuk menjadi orang yang menyendiri. Pribadi yang menyendiri itu hampir
menginginkan rahasia mereka sendiri. Mereka butuh untuk memiliki waktu sendiri
sebanyak-banyak mungkin. Mereka tidak suka berbagi pengalaman mereka, bahkan
kalau itu hanya mendengarkan musik. Mereka perlu merasakan unggul, tetapi tidak
dengan cara yang dilakukan oleh pribadi yang agresif karena mereka tidak
berkompetisi dengan orang lain. Mereka menganggap keunggulan mereka itu
langsung diketahui oleh orang lain tanpa melakukan usaha dan perjuangan. Orang
yang menyendiri menekan atau menolak perasaan mereka terhadap orang lain,
seperti benci dan cinta. Karena jika terlalu dalam itu bisa memicu konflik dan
mereka menghindari itu.
E. Perkembangan Kepribadian Menurut Karen
Horney
1. Kecemasan Dasar: Pondasi Neurosis
Horney mendefinisikan kecemasan dari
sebagai suatu hal yang tersembunyi yang menyerap perasaan sepia tau
kesendiriaan dan ketidakberdayaan di dalam dunia yang bermusuhan.Perasaan
seperi inilah yang menjadi pondasi bagi perkembangan neurosis,perasaan cemas
tidak dapat dipisahkan dari perasaan ketidakberdayaan.Dengan kata lain Horney
merasa “kecil,tidak signifikan(cocok),tidak berdaya,sepi,bahaya,yang digunakan
dalam penyalahgunaan tingkah laku seperti mencontek,dikhianati.Pada masa
kanak-kanak kita mencoba mengatasi rasa cemas kita dengan cara:
a. mendapatkan perhatian dan cinta
b. menjadi penurut/patuh
c. mencapai kekuasaan
d. menahan diri
Dengan mendapatkan perhatian dan cinta
dari orang lain,orang tersebut akan berkata”jika kau menyayangiku kau tidak
akan menyakitiku” ini adalah cara untuk memperoleh perhatian seperti dengan
cara mencoba melakukan apapun yang orang lain inginkan,mencoba untuk menopang
mereka,memperlakukan mereka dengan baik agar mendapat perhatian.
Menjadi patuh/tunduk sebagai suatu
bentuk perlindungan diri dengan cara memenuhi semua keinginan orang yang ada di
sekitar kita.Dengan patuh akan mencegah permusuhan antara kita,mereka tidak
akan mengkritik bahkan mengancam kita.Mereka harus menekan keinginan pribadi
mereka dan tidak dapat melawan rasa takut seperti membela diri yang akan memusuhi
si pelanggar aturan.Banyak orang yang bertindak seperti ini percaya mereka
tidak egois.
Orang yang menarik diri akan mengalami
masalah pada psikologis nya,yang lama-kelamaan mereka akan mencari pemuasaan
kebutuhan emosionalnya.Proses pemuasaan emosi ini mereka akan menjadi
kasar,atau mengurangi kebutuhan emosional mereka.Dengan meninggalkan kebutuhan
ini,orang yang menarik diri tidak akan tersakiti oleh orang lain.
Kecemasan dan permusuhan cenderung
ditekan (repress), atau dikeluarkan dari kesadaran, karena menunjukan rasa
takut bisa membuka kelemahan diri, dan menunjukan rasa marah beresiko dihukum
dan kehilangan cinta dan keamanan. Bayi mengalami proses melingkar, yang oleh
Horney dinamakan Lingkaran setan atau vicious circle. Dimulai sejak akhir, bayi
membutuhkan kehangatan dan kasih sayang untuk dapat menghadapi tekanan
lingkungan.
a. Kalau kehangatan cinta dan kasih sayang ini tidak
cukup diperoleh,
b. Bayi menjadi marah dan muncul perasaan permusuhan
karena diperlakukan secara salah itu.
c. Tetapi kemarahan harus di repress agar perolehan cinta
dan rasa aman yang hanya sedikit (tidak cukup) itu tidak hilang sama sekali.
d. Perasaan menjadi kacau, muncul kecemasan dasar dan
permusuhan dasar.
e. Kebutuhan kasih sayang dan cinta semakin besar.
f. Kemungkinan akan semakin banyak kebutuhan kasih sayang
yang tidak terpenuhi sehingga semakin kuat pula perasaan marah yang timbul.
g. Perasaan permusuhan menjadi
semakin kuat.
h. Repressi harus semakin kuat dilakukan agar perolehan
kasih sayang yang hanya sedikit itu tidak hilang.
i. Tegangan perasaan kacau, marah, gusar, mangamuk
semakin kuat. Kembali ke (d) ini akan membuat kecemasan dasar dan permusuhan
dasar semakin kuat, dan akan terus semakin parah kalau lingkaran 4 > 5 >
6 > 7 > 8 > 9 > 4 dst. terus menerus terjadi.
2. Kecemasan dan Konflik (Anxiety and
Conflict)
Menurut Horney, semua orang mengalami
creature anxiety, perasaan cemas yang normal muncul pada masa bayi, ketika bayi
yang lahir dalam keadaan tak berdaya dan rentan itu dihadapkan dengan kekuatan
alam yang keras dan tidak bisa dikontrol. Bimbingan yang penuh kasih sayang dan
cinta pada awal kehidupan membantu bayi belajar menangani situasi bahaya itu.
Sebaliknya, tanpa bimbingan yang memadai, bayi akan megembangkan basic anxiety,
basic hostility, dan terkadang neurotic distress.
3. Konflik Interpersonal : Kebebasan versus
Kesepian
Konflik dalam diri sendiri adalah bagian
yang integral dari kehidupan manusia, misalnya dihadapkan pilihan dua
keingianan yang arahnya berbeda, atau antara harapan dengan kewajiban atau
antara dua perangkat nilai. Juga, nilai kultural sering mengalami konflik di
dalam maupun dengan nilai di luarnya.
Perbedaan konflik normal dengan konflik
neurotik adalah taraf atau tinggi rendahnya. Setiap orang memakai berbagai cara
mempertahankan diri melawan penolakan, permusuhan, dan persaingan dari orang
lain. Orang normal mampu berbagai macam-macam strategi pertahanan disesuaikan
dengan masalahnya, sedang orang neurotik secara komplusif memakai strategi
pertahanan yang sama yang pada dasarnya tidak produktif. Orang dengan kecemasan
dasar mungkin memulai hidup dengan konflik yang sangat berat, konflik antara
kebutuhan rasa aman dan kebutuhan menyatakan kebebasan emosi dan pikiran.
Horney mengemukakan sepuluh kebutuhan neurotik, yakni kebutuhan yang timbul
sebagai akibat dari usaha menemukan pemecahan-pemecahan masalah gangguang
antara hubungan manusia.
a. Kebutuhan kasih sayang dan penerimaan : keinginan
membabi-buta untuk menyenangkan orang lain dan berbuat sesuai dengan harapan
orang lain. Orang itu mengharapkan dapat diterima baik orang lain, sehingga
berusaha bertingkah laku sesuai dengan harapan orang lain, cenderung takut
berkemauan, dan sangat peka/ tergantung dengan tanda-tanda permusuhan dan
penolakan dari orang lain, dan perasaan permusuhan di dalam dirinya sendiri.
b. Kebutuhan partner yang bersedia mengambil alih
kehidupannya : tidak memiliki kepercayaan diri, berusaha mengikat diri dengan
partner yang kuat. Kebutuhan ini mencakup penghargaan yang berlebihan terhadap
cinta, dan ketakutan akan kesepian dan diabaikan.
c. Kebutuhan membatasi kehidupan dalam ranah sempit :
Penderita neurotik sering berusaha untuk tetap tidak menarik perhatian, menjadi
orang ke-dua, puas dengan yang serba sedikit. Mereka merendahkan nilai
kemampuan mereka sendiri, dan takut menyuruh orang lain.
d. Kekuasaan : kekuatan dan kasih sayang memungkin dua
kebutuhan neurotik yang terbesar. Kebutuhan kekuatan, keinginan berkuasa, tidak
menghormati orang lain, memuja kekuatan dan melecehkan kelemahan, yang berwujud
sebagai kebutuhan mengontrol orang lain dan menolak perasaan lemah atau bodoh.
e. Kebutuhan mengeksploitasi orang lain : Takut
menggunakan kekuasaan secara terang-terangan, menguasai orang orang lain
melalui eksploitasi dan superiorita intelektual. Neurotik sering mengevaluasi
orang lain berdasarkan bagaimana mereka dapat dimanfaatkan atau dieksploitasi,
pada saat yang sama mereka takut dieksploitasi orang lain.
f. Kebutuhan pengakuan sosial atau prestise : Kebutuahan
memperoleh penghargaan sebesar-besarnya dari masyarakat. Banyak orang yang berjuang
melawan kecemasan dasar dengan berusaha menjadi nomor satu, menjadi yang
terpenting, menjadi pusat perhatian.
g. Kebutuhan menjadi pribadi yang dikagumi : Pengidap
narkotik memiliki gambaran diri melambung dan ingin dikagumi atas dasar
gambaran itu, bukan atas siapa sesungguhnya mereka.
h. Kebutuhan ambisi dan prestasi pribadi : Penderita
neurotik sering memiliki dorongan untuk menjadi yang terbaik, contoh: penjual
terbaik, pemain bowling terbaik, pecinta terbaik. Mereka ingin menjadi yang
terbaik dan memaksa diri untuk semakin berprestasi sebagai akibat dari perasaan
tidak aman, harus mengalahkan orang lain untuk manyatakan superioritasnya.
i. Kebutuhan mencukupi diri sendiri dan independensi :
Neurotik yang kecewa – gagal menemukan hubungan-hubungan yang hangat dan
memuaskan dengan orang lain yang cenderung akan memisahkan diri tidak mau
terikat dengan orang lain, membuktikan bahwa mereka bisa hidup tanpa orang
lain.
j. Kebutuhan kesempurnaan dan ketaktercelaan : Melalui
perjuangan yang tidak mengenal lelah untuk menjadi sempurna, penderita neurotik
membuktikan harga diri dan superioritas pribadinya. Mereka sangat takut membuat
kesalahan dan mati-matian berusaha menyembunyikan kelemahannya dari orang lain.
4. Konflik Intrapsikis
Kecenderungan neurotik yang timbul dari
kecemasan dasar, berkembang dari hubungan anak dengan orang lain. Dinamika
kejiwaan yang terjadi menekankan pada konflik budaya dan hubungan antar
pribadi. Dalam hal ini Horney tidak mengabaikan faktor intrapsikis dalam
perkembangan kepribadiannya. Menurutnya, proses intrapsikis semula berasal dari
pengalaman hubungan antar pribadi kemudian mengembangkan eksistensi dirinya
terpisah dari konflik interpersonal. Untuk dapat memahami konflik intrapsikis
yang sarat dengan dinamika diri, perlu difahami empat gambaran diri dari Horney
(Alwisol, 2009), yaitu:
a. Diri Rendah (Despised Real Self)
Konsep
yang salah tentang kemampuan diri, keberhargaan dan kemenarikan diri, yang
didasarkan pada evaluasi orang lain yang dipercayainya, khususnya orang tuanya.
Evaluasi negative mungkin mendorong oramg untuk merasa tak berdaya.
b. Diri Nyata (Real Self)
Pandangan
subjektif bagaimana diri yang sebenarnya, mencakup potensi untuk berkembang,
kebahagiaan, kekuatan, kemauan, kemampuan khusus, dan keinginan untuk
“realisasi diri”, keinginan untuk spontan menyatakan diri yang sebenarnya.
c. Diri Ideal (Ideal Self)
Pandangan
subjektif mengenai diri yang seharusnya, suatu usaha untuk menjadi sempurna
dalam bentuk khayalan, sebagai kompensasi perasaan tidak mampu dan tidak
dicintai.
d. Diri Aktual (Actual Self)
Berbeda
dengan real self yang subektif, aktual self adalah kenyataan objektif diri
seseorang, fisik dan mental apa adanya, tanpa dipengaruhi oleh persepsi orang
lain.
F.
Psikopatologi & Perubahan Perilaku
Dalam teori kepribadian Horney basic
anxiety merupakan dasar dari neurotic/kepribadian yang tidak sehat disebabkan
oleh “safety needs” yang belum terpenuhi khususnya yang terjadi pada masa
kanak-kanak. Safety needs adalah kebutuhan akan rasa aman dan bebas dari
ketakutan. Kasus-kasus yang mengancam “safety needs” contohnya kekerasan fisik
atau karena sikap orang tua yang suka menghukum anak-anak dengan kata-kata yang
merendahkan seperti “Kamu bodoh!”, “ Kamu tidak berguna!”, “Kamu anak yang
payah!” dll. Dengan mengalami perlakuan seperti itu, anak-anak mulai meragukan
apakah orang tuanya benar-benar mencintainya atau tidak.
Akhirnya anak menjadi merasa tidak berdaya dan tetap mencoba untuk
merepres pertentangan dengan orang tuanya karena mereka membutuhkan sosok orang
tua bagi kehidupannya. Maka timbul konflik dan permusuhan yang membuat anak
menjadi takut dengan orang tuanya dan merupakan sumber dari basic anxiety.
Dalam kondisi itu, pada masa anak-anak biasanya melakukan empat cara
perlindungan diri yang bertujuan untuk melawan basic anxiety, yaitu:
-
Securing
affection and love, yaitu perlindungan diri untuk mendapatkan kasih
sayang misalnya dengan cara menyogog.
-
Being
submissive, yaitu perlindungan diri dengan menekan keinginan yang berlawanan
dengan orang lain untuk menghindari pertentangan.
-
Attainig
power, yaitu perlindungan diri dengan mencari keamanan melalui kekuasaan dan
superioritasnya.
-
Withdrawing,
yaitu perlindungan diri dengan cara menarik diri dari orang lain/kelompok
sosial.
-
Selanjutnya
selama proses melawan basic anxiety tersebut, akan mengakibatkan munculnya
“neurotic needs”. Neurotic needs merupakan cara yang irasional yang
dilakukan oleh orang-orang neurotic untuk mengatasi masalah dalam hubungannya
dengan orang lain. Neurotic needs ini bisa disebut juga sebagai kebutuhan yang
patologis karena sifatnya yang bukan untuk menyelesaikan masalah. Neurotic
needs atau kebutuhan patologis tersebut dibagi ke dalam tiga kelompok “neurotic
trends”, yaitu:
-
Movement
toward other people, adalah kecenderungan mendekati orang lain untuk memperoleh
kasih sayang yang ditunjukkan melalui neurotic needs seperti affection and
personal, dan a dominant partner.
-
Movement
against other people, adalah kecenderungan untuk melawan dan mendominasi orang
lain yang ditunjukkan melalui neurotic needs seperti power, exploitation,
prestige, admiration, dan achievement.
-
Movement
away from other people, adalah kecenderungan untuk menghindar atau menjauh dari
orang lain yang ditunjukkan melalui neurotic needs seperti self-sufficiency,
perfection, dan narrow limits to life.
G. Assesment & Treatment
Metode yang Horney gunakan untuk
memeriksa kedalam keberfungsian kepribadian manusia secara esensi didukung oleh
Freud—asosiasi bebas dan analisa mimpi–walaupun dengan modifikasi tertentu.
Mungkin kebanyakan dasar yang berbeda dalam teknik antara Freud dan Horney
adalah dalam hal hubungan antara analisis dan pasien. Horney percaya bahwa
Freud memainkan peranan yang terlalu pasif dan terlalu jauh dan intelektual.
Beliau percaya bahwa analisis seharusnya menjadi suatu “usaha untuk memulai
suatu kerja sama secara halus” antara pasien dan terapis, walaupun analisis
dengan sengaja memimpin proses yang ada.
Perbedaan besar lainnya antara Freud dan
Horney adalah hubungan yang terbagi secara luas pada materi masa kanak-kanak
dalam analisis. Menyingkat pemusatan pada pengalaman masa awal kanak-kanak dan
memori, Horney menekankan kehadiran seseorang. Masa kanak-kanak tidak diabaikan
dalam pendekatan Horney—sesungguhnya beliau menemukan bahwa materi masa
kanak-kanak hampir selalu ditampilkan—tapi tujuannya adalah untuk menemukan
pengaruh neurotik pada pasien yang mengikuti kehidupannya saat ini.
Horney juga menggunakan analisa mimpi
dalam praktiknya, yakin bahwa mimpi menyatakan kebenaran diri seseorang. Mereka
mewakili usaha untuk memecahkan konflik, maupun dengan cara yang konstruktif
ataupun neurotis. Mereka mampu mengindikasikan kepada seseorang sebuah susunan
sikap dalam diri mereka yang mungkin sangat berbeda dari dunia kepura-puraan
yang ada dalam self-image diri mereka. Selama dengan Freud, Horney mempercayai
bahwa maksud sebenarnya dari interpretasi harus diinterpretasi melalui
analisis. Bagaimanapun juga, beliau tidak sering mendaftar simbol umum. Tiap
mimpi, beliau pikir harus diinterpretasikan dalam sebuah konteks dari masalah
pasien.
Ketika beliau menggunakan asosiasi bebas
dan analisis mimpi sebagai teknik penting dalam pemeriksaan, Horney tidak
mendisiplinkan dirinya hanya untuk metode tersebut. Mempercayai bahwa tiap
orang unik dan memberikan masalah analisis yang belum pernah ditemui
sebelumnya, beliau sangat fleksibel mengenai seberapa baiknya membongkar
masalah pasien. Seorang analisis, beliau menyatakan pasti penyesuaian diri
cukup untuk digunakan sebagai saran terbaik yang sesuai utnuk tiap
pasien.
H. Isu-Isu Penting Menurut Karen Horney
-
Free will
vs Determinism
Horney
lebih mendukung Determinism, karena Horney setuju dengan prinsip
Freud tentang pentingnya tahun-tahun awal masa kanak-kanak dalam
membentuk kepribadian dewasa.
-
Nature vs
Nurture
Horney
tidak percaya bahwa bagian biologis yang berpegaruh terhadap perkembangan
manusai, melainkan pengaruh-pengaruh sosial dan lingkungan. Oleh karena itu,
Horney lebih mendukung Nurture.
-
Past vs
Present
Horney
percaya bahwa manusia memiliki kapasitas untuk secara sadar membentuk dan
mengubah kepribadian kita. Namun, pengaruh masa kanak-kanak sangat besar
perannya dalam pembentukan kepribadian. Jadi, untuk hal ini Horney lebih
mendukung Past.
-
Uniqueness
vs Universality
Dalam hal
ini, Horney lebih mendukung Universality. Karena walaupun manusia berbeda-beda,
terdapat hal yang sama di diri mereka, yaitu keinginan mencari rasa aman dan
rasa cinta.
-
Equilibrium
vs Growth
Horney
lebih mendukung Equilibrium karena saat seseorang mendapatkan perlakuan yang
tidak sesuai dengan keinginannya, secara otomatis dia akan mencari hal lain
yang dapat menyetimbangkannya berupa pembalasan dendam dan menciptakan
permusuhan dasar.
-
Optimistik
vs Pesimistik
Horney
cenderung mendukung Pesimistik. Menurut teori psikoanalitik sosial, perubahan
memang bisa terjadi tetapi proses yang di lalui bertahap dan lambat. Neurosis
tidak dapat sembuh begitu saja dengan cepat, hanya ada psoses yang panjang
untuk mengembangkan kesadaran dan pemahaman diri dimana dapat memperoleh
pengetahuan dan terjadinya pengalaman emosianal.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Motivasi yang mendorong
manusia adalah kekuatan yang bersifat emosional dan nonrasional.
2.
Bayi mengalami proses
melingkar, yang oleh Horney dinamakan Lingkaran setan atau vicious circle.
3.
Teori Horney tentang
neurosis didasarkan pada konsep gangguan psikis yang membuat orang terkunci
dalam lingkaran yang membuat tingkah laku tertekan dan tidak produktif,
kemudian dikenal sebagai masalah kecemasan.
4.
Horney mengemukakan
sepuluh kebutuhan neurotik, yakni kebutuhan yang timbul sebagai akibat dari
usaha menemukan pemecahan-pemecahan masalah gangguan antara hubungan manusia.
·
Kebutuhan kasih sayang
dan penerimaan
·
Kebutuhan partner yang
bersedia mengambil ahli keidupannya
·
Kebutuhan membatasi
kehidupan dalam ranah sempit
·
Kekuasaan
·
Kebutuhan
mengeksploitasi orang lain
·
Kebutuhan pengakuan
sosial atau prestise
·
Kebutuhan menjadi
pribadi yang dikagumi
·
Kebutuhan ambisi dan
prestasi pribaadi
·
Kebutuhan mencukupi
diri sendiri dan independensi
DAFTAR PUSTAKA
http://latifianazalati.blogs.uny.ac.id/2015/10/19/psikologi-kepribadian-karen-horney/
http://13023ty.blogspot.co.id/2014/06/kepribadian-menurut-karen-horney.html
https://justalittlescience.wordpress.com/2016/06/23/teori-kepribadian-menurut-karen-horney/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar