Kamis, 07 Desember 2017

psikologi kepribadian menurut Karen Horney

MAKALAH
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
“pSIKOANALISIS KEPRIBADIAN MENURUT KAREN HORNEY”
Dosen Pengampu: Risna Hayati, M.Psi, Psikolog
Disusun oleh:
Puspita Nuriman (11632005)
Umi Wahyula (11632025)
KONSELING ISLAM JURUSAN BIMBINGAN
FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PONTIANAK
(IAIN) PONTIANAK
2017


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Psikoanalisis kepribadian Koren D Horney”. Adapun maksud dan tujuan penulis makalah ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mahasiswa, selain itu  makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua kalangan yang ada dikampus IAIN PONTIANAK.
Alhamdulillah, dengan rahmat dan karunia Allah Swt, kami dapat menyusun makalah ini. Semua ini tidak lepas dari Rahman dan Rahim serta pertolongan-Nya, sehingga semua hambatan dan kendala dalam penyusunan makalah ini dapat dilalui dengan mudah. Tak lupa shalawat serta salam, selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari kegelapan menuju masa yang terang benderang. Makalah ini diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada para mahasiswa yang ingin mempelajari Psikoanalisis Kepribadian menurut Koren Horney agar lebih mudah dalam belajar. Karena Filsafat merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Semoga makalah ini dapat membantu semua teman mahasiswa/i dalam mempelajari dan memahami mata kuliah Psikologi Kepribadian.


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................  i
DAFTAR ISI............................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang................................................................................................     1
B.       Rumusan Masalah..........................................................................................      1
BAB II PEMBAHASAN
A.       Biografi singkat Karen Horney........................................................................... 2
B.       Psikoanalisis menurut Karen Horney.................................................................  3
C.       Struktur kepribadian menurut Karen Horney......................................................            5
D.       Proses kepribadian menurut Karen Horney........................................................ 6
E.        Perkembangan kepribadian menurut Karen Horney .......................................... 8
F.        Psikopatologi & perubahan perilaku................................................................... 12
G.       Assesment & treatment.............................................................................................................   14
H.       Isu-isu penting menurut Karen Horney...............................................................            15
BAB III PENUTUP
Kesimpulan......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................            17
BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Teori psikoanalisis sosial dari Karen Horney dibentuk berdasarkan asumsi bahwa kondisi sosial dan kultural, terutama pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak sangat besar pengaruhnya dalam membentuk kepribadian seseorang. Orang-orang yang tidak mendapatkan kebutuhan akan cinta dan kasih sayang yang cukup selama masa kanak-kanak mengembangkna rasa permusuhan dasar (basic hostility) terhadap orang tua mereka dan, sebagai akibatnya, megalami kecemasan dasar (basic anxiety).
Awalnya Karen Horney adalah pengikut dari teori Sigmun Freud, namun dalam berjalannya waktu beliau terpengaruh oleh oleh Jung dan Adler. Akhirnya beliau mengembangkan pendekatan kepribadian yang holistik; manusia berada dalam satu totalitas pengalaman dan fungsinya, dan bagian-bagian kepribadian seperti fisikokimia, emosi, kognisi, sosial, kultural, spiritual, hanya dapat dipelajari dalam hubungannya satu dengan yang lain sebagai kepribadian yang utuh. Teori kepribadian Karen Horney termasuk kedalam paradigma Psikoanalisi. Untuk itu kami disini bertujuan untuk mengungkapkan apa itu teori kepribadian psikoanalisis menurut Karen Horney dan biografi singkat beliau.
B.     Rumusan Masalah
a.    Biografi singkat Karen Horney
b.    Psikoanalisis menurut Karen Horney
a.    Struktur kepribadian menurut Karen Horney
b.    Proses kepribadian menurut Karen Horney
c.    Perkembangan kepribadian menurut Karen Horney
d.   Psikopatologi & perubahan perilaku
e.    Assesment & treatment
f.     Isu-isu penting menurut Karen Horney



BAB II
PEMBAHASAN
A.       Biografi Singkat Karen Horney
Karen Danielson lahir di Hamburg, Jerman pada tanggal 16 September 1885 di tengah keluarga Clotilde dan Berndt Wackels Danielson. Beliau dilahirkan di sebuah desa kecil tidak jauh dari Hamburg, sebelah utara Jerman. Ayahnya adalah seorang kapten kapal dengan berlatar belakang Norwegia, sedangkan ibunya adalah orang Belanda. Ayah Horney adalah seorang yang taat beragama, bersifat menguasai dengan keras sekali, angkuh, sering murung, dan pendiam, sementara ibunya adalah seorang yang menarik, periang, dan berpikiran bebas.
Horney muda mengagumi ayahnya dan sangat merindukan perhatian dan cinta kasihnya, tapi dia ditakut-takuti oleh ayahnya. Selalu teringat di benak Horney “mata biru ayahnya yang menakutkan” dan ketegangannya, sifat banyak menuntut. Pada tahun-tahun pertama Horney merasa ditolak oleh ayahnya. Ayahnya seringkali melontarkan komentar-komentar bernada meremehkan tentang penampilan dan intelegensinya. Dia merasa diremehkan dan tidak menarik, meskipun kenyataannya dia cantik.
Horney dekat dengan ibunya dan menjadi “putri pemuja,” sebagai cara untuk mendapatkan kasih sayang. Hingga usianya mencapai 8 tahun, Horney adalah seorang anak teladan, melekat dan selalu mengalah. Di tengah-tengah usahanya, dia masih saja tidak percaya bahwa dia telah memperoleh cinta kasih dan rasa aman yang dia butuhkan. Karena pengorbanan diri dan perilaku baik tidak berhasil, maka dia mengubah siasatnya.
Pada usia 9 tahun, Horney menjadi seorang anak yang ambisius dan suka melawan. Dia memutuskan bahwa jika dia tidak dapat memperoleh cinta kasih dan rasa aman, maka dia akan melakukan balas dendam kepada perasaan tidak menarik dan kurangnya. Beberapa tahun kemudian dia menulis, “Jika aku tidak bisa menjadi cantik, maka aku harus menjadi pandai.” Dia berjanji untuk selalu menjadi yang pertama di kelasnya. Ketika dewasa, dia menyadari betapa banyak rasa permusuhan yang telah dia bangun pada masa kecil. Teori kepribadian Horney menjelaskan bagaimana rasa cinta yang tidak terpenuhi pada masa kanak-kanak mendorong berkembangnya kecemasan dan permusuhan dasar.
Pada usia 12 tahun, setelah menjalani bermacam-macam perawatan untuk suatu penyakit dari seorang dokter, dia memutuskan untuk berkarier di bidang medis. Di tengah-tengah perlawanan kepada ayahnya dan perasaan tidak berharga serta putus asa, selama di SMU Horney berusaha keras untuk mewujudkan cita-citanya masuk sekolah medis. Pada tahun 1904, ibunya menceraikan ayahnya dan meninggalkan Karen dan Berndt kakaknya dengan ayahnya. Tahun 1906, dia masuk sekolah kedokteran di Universitas Freiburg hanya karena ingin melawan keinginan orangtuanya dan tentu saja menentang kebiasaan umum bagi masyarakat kala itu.
Pada usia 24 tahun, pada 1909, Horney menikah dengan Oscar Horney, seorang pengacara dari Berlin. Tahun 1910, Karen melahirkan Brigitte, anak perempuan pertama dari tiga orang anak perempuannya. Lalu, pada tahun 1911, ibunya meninggal. Rangkaian peristiwa ini sangat berat dirasakan Karen. Inilah yang kemudian mengantarkannya menjadi seorang psikoanalis.
Pada 1926, Horney dan suaminya berpisah, dan enam tahun kemudian dia pindah ke Amerika, Pertama-tama bekerja di Chicago dan akhirnya menetap di New York. Di antara rekannya adalah Erich Fromm dan Harry Stack Sullivan. Selama beberapa tahun dia mengembangkan sebagian besar teorinya. Dia membuka praktik, mengajar, dan menulis. Pada akhir hayatnya dia tertarik pada agama Budha Zen, dan dia telah menunjungi beberapa biara Zen di Jepang beberapa tahun sebelum meninggal. Sampai akhirnya meninggal tahun 1952.
B.       Psikoanalisis Menurut Karen Horney
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Pada mulanya Horney merupakan pengikut Freud, yang kemudian terpengaruh oleh Carl Gustav Jung dan Alfred Adler. Akhirnya dia mengembangkan pendekatan kepribadian yang holistik. Manusia berada dalam satu totalitas pengalaman dan fungsinya, dan bagian-bagian kepribadian seperti fisikokimia, emosi, kognisi, sosial, kultural, spiritual, hanya dapat dipelajari dalam hubungannya satu dengan yang lain sebagai suatu kepribadian yang utuh.
Pakar psikoterapi lain seperti Monroe berpendapat teori dan konsep Horney berbeda secara radikal dengan pikiran Freud dan Freudian, sehingga sukar mencari kesejajaran antara keduanya. Namun Horney sendiri menyatakan bahwa “tidak ada hal penting yang dapat dikerjakan diranah psikologi dan psikoterapi tanpa mengakui temuan fundamental dari Freud.” Menurut Horney, doktrin Freud yang terpenting adalah:
-       Semua proses dan event psikis bersifat ditentukan (semua terjadi karena alasan tertentu, dan bukan terjadi secara random).
-       Semua tingkah laku mungkin ditentukan oleh motivasi tak sadar.
-       Motivasi yang mendorong manusia adalah kekuatan yang bersifat emosional dan nonrasional.
Disisi lain, Horney menentang teori Freud dalam hal:
-       Teori Freud terlalu mekanistik dan biologik sehingga tidak bisa menggambarkan keutuhan motivasi dan tingkah laku manusia.
-       Perhatian Freud terhadap interrelasi manusia sangat kecil, sehingga berakibat penekanan yang salah pada motivasi seksual dan konflik. Seharusnya, keamanan dan ketidakpuasan (non seksual) yang menjadi kekuatan pendorong berfungsinya kepribadian.
-       Tingkah laku agresi dan destruksi bukan hereditas seperti yang dikemukakan Freud, tetapi merupakan sarana bagaimana orang berusaha melindungi keamanannya.
-       Freud berpendapat penis envy adalah gambaran wanita yang inferior dan cemburu karena peran kelaminnya lebih rendah dari laki-laki, sedang Horney dan Adler berpendapat bahwa penis envy adalah simbolik wanita yang mengingikan persamaan status dan kekuasaan seperti pria. Meskipun menggambarkan orang yang berfungsi baik, sebagai terapis, ia lebih terkait dengan individu yang disebut neurotik.
-       Kebutuhan kasih sayang dan cinta semakin kuat. Horney percaya asumsi-asumsi ini menjadi kurang penting, kecuali untuk pengaruh masa anak-anak. Sebaliknya, dia menekankan signifikan terhadap ketidakpedulian orangtua terhadap anak, percaya bahwa persepsi seorang anak tentang peristiwa, yang bertentangan dengan niat orang tua, adalah kunci untuk memahami neurosis seseorang.

C.       Struktur Kepribadian Menurut Horney
1.    Idealisasi self-image
Horney menyatakan bahwa kita semua, normal maupun neurotik, membangun self-image sebagai gambaran idealisasi dari diri kita sendiri yang mungkin ataupun tidak didasarkan dari realitas. Pada orang normal self-image dibangun dalam penilaian yang realistik pada kemampuan dirinya, potensi, kelemahan, tujuan dan hubungan dengan orang lain. Image ini akan memberikan sebuah perhatian terhadap kesatuan dan penyatuan terhadap seluruh kepribadian dan menjadi suatu frame of referennce dari apa yang kita temui dalam diri kita sendiri maupun orang lain. Agar kita mampu meraih tujuan akhir dari realisasi diri (self-realization), perkembangan maksimum dan pemenuhan terhadap potensi-potensi yang kita miliki, self-image kita secara jelas akan merefleksikan diri kita sebenarnya.
Pada orang penderita neurotic yang mengalami permasalahan antara perilaku yang bertentangan, memiliki kepribadian yang ditandai dengan perpecahan dan ketidakharmonisan. Mereka membangun sebuah citra diri ideal untuk tujuan yang sama seperti orang normal lakukan untuk menyatukan kepribadiannya. Usaha dalam menyatukan menyebabkan kegagalan, karena citra diri mereka tidak berdasarkan pada penilaian realistis kekuatan pribadi dan kelemahan, tapi sebaliknya hal ini didasarkan pada ilusi.
Neurotik tidak puas dengan sedikit perubahan, tidak menerima yang belum sempurna. Ini yang kemudian yang dinamakan oleh Horney tirani kebolehan (tyrany of the should). Mereka memberitahu diri mereka sendiri, mereka dapat menjadi terbaik atau kebanyakan murid yg sempurna,karna mereka percaya hidup adalah ilusi mereka. Meyakini bahwa ada yang salah dengan dunia luar, mereka menganggap bahwa diri mereka itu khusus sehingga berhak diperlakukan sesuai dengan gambaran diri ideal mereka sendiri. Para penderita neurotik, kalau tuntutan mereka tidak terpenuhi, mereka menjadi marah, bingung, dan tidak mampu memahami mengapa orang lain tidak dapat memahami tuntutannya.
Neurotic tidak pernah puas dengan dirinya sendiri, karena mereka akhirnya menyadari bahwa dirinya tidak cocok dengan diri ideal yang mereka dambakan. Mereka kemudian mulai membenci dan memandang rendah dirinya sendiri. Horney mengemukakan 6 cara orang mengekspresikan kebencian diri itu:
-       Menuntut kebutuhan kepada diri tanpa ukuran (relentles demands on the self)
Orang memunculkan kebutuhan diri yang tidak pernah berhenti. Bahkan ketika mereka mencapai keberhasilan, mereka terus mendorong dirinya sendiri untuk bergerak menuju kesempurnaan.
-       Menyalahkan diri tanpa ampun (merciless self-accusation)
Orang neurotik yang terus menerus mencaci-maki dirinya sendiri. Menyalahkan diri bentuknya bermacam-macam, mulai dari ekspresi luar biasa, misalnya merasa bertanggung jawab terhadap bencana alam, sampai menanyai secermat-cermatnya kebaikan dari motivasinya sendiri.
-       Menghina diri (self-contempt)
Diekspresikan dalam wujud memandang kecil, meremehkan, meragukan, mencemarkan, dan menertawakan diri sendiri. Menghina diri mencegah yang bersangkutan dari perjuangan untuk maju atau berprestasi.
-       Frustasi diri (self-frustation)
Orang neurotik sering membelenggu dengan tabu unruk menentang kesenangan.
-       Menyiksa diri (self-torment)
Pada dasarnya semua mekanisme diri rendah mengandung makna menyiksa diri. Namun menjadi berubah apabila tujuan orang neurotik itu membahayakan atau menyakiti diri sendiri. Banyak orang memperoleh kepuasan masokism dengan mengalami penderitaan akibat suatu keputusan, memperparah sakit kepala, melukai diri dengan pisau, menantang berkelahi dengan orang yang jauh lebih kuat atau mengundang siksaan fisik.
-       Tingkah laku dan dorongan diri (self destructive action and impuls)
Bisa fisikal atau psikologikal, disadari atau tidak disadari, akut atau kronik, benar-benar dilakukan atau hanya dalam imajinasi. Orang-orang neurotik juga merusak diri secara psikologis, misalnya berhenti bekerja ketika karirnya mulai memuncak, memutus hubungan persahabat yang sehat dan memilih pergaulan yang neurotis, atau melakukan aktifitas seksual promiskuitas.

D.       Proses Kepribadian Menurut Karen Horney

Penekanan Horney dalam fungsi neurotis adalah pada bagaimana individu berusaha mengatasi kecemasan dasarnya (basic anxiety). Menurut teori neurosisnya, dalam diri seorang neurotis terdapat tiga konflik antara tiga cara merespon kecemasan dasar. Ketiganya ditandai dengan rigiditas dan kurangnya pemenuhan potensi individu, yang merupakan inti dari semua neurosis. Ketiga pola ini adalah :

1.    Pribadi yang selalu mengalah.
Pribadi yang selalu mengalah menunjukkan gelagat dan perilaku yang mencerminkan keinginan untuk bergerak ke orang lain; keinginan untuk persejutuan, dicintai, di inginkan, diperhatikan, dan dilindungi secara terus-menerus. Walaupun mereka hanya perlu satu orang penting, sepertin teman atau pengurus. Orang yang berkepribadian seperti ini memanipulasi orang untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Orang ini ditakutkan dengan pemikiran-pemikiran orang lain, dan mereka akan berperilaku seperti yang orang suka. Mereka biasanya melemparkan kesalahan pada orang lain. Akibatnya mereka menganggap orang lain adalah superior dan dirinya ada inferior. Mereka tidak bisa menerima penolakan dan kritikan. Mereka menganggap bahwa hal itu sangat mengerikan. Sumber dari kepribadian ini adalah kebencian orang yang ditekan. Horney menemukan bahwa orang ini telah ditekan perasaannya dari balas dendam dan bantahan.
2.    Pribadi yang agresif.
Pribadi yang agresif bergerak melawan orang lain. Dalam dunianya, orang lain adalah musuh. Hidup itu adalah hutan rimba dimana adanya kekuatan, supermasi dan keganasan adalah hal yang penting. Walaupun keinginan mereka sama seperti pribadi yang selalu mengalah yaitu untuk mengurangi ketakutan mereka, pribadi yang agresif tidak pernah menunjukkan ketakutan mereka. Mereka berperilaku tangguh dan mendominasi dan tidak menghormati orang lain. Karena pribadi yang agresif didorong untuk mengungguli yang lain, mereka menghakimi orang lain untuk menguntungkan diri mereka sendiri untuk mencapai keinginan mereka. Mereka tidak berusaha untuk menenangkan orang lain, tetapi mereka akan membantah, mengkritik, menyuruh dan melakukan apa saja yang penting agar mereka bisa mencapai atau mempertahankan kekuatan mereka. Pribadi yang agresif mungkin terlihat percaya diri dengan kemampuan mereka dan tanpa hambatan dalam membela dan menegaskan diri mereka. Namun, sama saja seperti pribadi yang selalu mengalah pribadi yang agresif juga didorong oleh ketakutan, perasaan tidak aman, dan permusuhan
3.    Pribadi yang menyendiri.
Orang-orang mendeskripsikan pribadi yang menyendiri adalah orang yang pergi menjauh dari orang lain dan menjaga emosi mereka. Mereka harus tidak mencintai, membenci, dan bekerja sama dengan orang lain atau terlibat dengan orang lain. Untuk mencapai kesendirian itu, mereka bejuang untuk menjadi orang yang menyendiri. Pribadi yang menyendiri itu hampir menginginkan rahasia mereka sendiri. Mereka butuh untuk memiliki waktu sendiri sebanyak-banyak mungkin. Mereka tidak suka berbagi pengalaman mereka, bahkan kalau itu hanya mendengarkan musik. Mereka perlu merasakan unggul, tetapi tidak dengan cara yang dilakukan oleh pribadi yang agresif karena mereka tidak berkompetisi dengan orang lain. Mereka menganggap keunggulan mereka itu langsung diketahui oleh orang lain tanpa melakukan usaha dan perjuangan. Orang yang menyendiri menekan atau menolak perasaan mereka terhadap orang lain, seperti benci dan cinta. Karena jika terlalu dalam itu bisa memicu konflik dan mereka menghindari itu.

E.       Perkembangan Kepribadian Menurut Karen Horney
1.    Kecemasan Dasar: Pondasi Neurosis
Horney mendefinisikan kecemasan dari sebagai suatu hal yang tersembunyi yang menyerap perasaan sepia tau kesendiriaan dan ketidakberdayaan di dalam dunia yang bermusuhan.Perasaan seperi inilah yang menjadi pondasi bagi perkembangan neurosis,perasaan cemas tidak dapat dipisahkan dari perasaan ketidakberdayaan.Dengan kata lain Horney merasa “kecil,tidak signifikan(cocok),tidak berdaya,sepi,bahaya,yang digunakan dalam penyalahgunaan tingkah laku seperti mencontek,dikhianati.Pada masa kanak-kanak kita mencoba mengatasi rasa cemas kita dengan cara:
a.    mendapatkan perhatian dan cinta
b.    menjadi penurut/patuh
c.    mencapai kekuasaan
d.   menahan diri
Dengan mendapatkan perhatian dan cinta dari orang lain,orang tersebut akan berkata”jika kau menyayangiku kau tidak akan menyakitiku” ini adalah cara untuk memperoleh perhatian seperti dengan cara mencoba melakukan apapun yang orang lain inginkan,mencoba untuk menopang mereka,memperlakukan mereka dengan baik agar mendapat perhatian.
Menjadi patuh/tunduk sebagai suatu bentuk perlindungan diri dengan cara memenuhi semua keinginan orang yang ada di sekitar kita.Dengan patuh akan mencegah permusuhan antara kita,mereka tidak akan mengkritik bahkan mengancam kita.Mereka harus menekan keinginan pribadi mereka dan tidak dapat melawan rasa takut seperti membela diri yang akan memusuhi si pelanggar aturan.Banyak orang yang bertindak seperti ini percaya mereka tidak egois.
Orang yang menarik diri akan mengalami masalah pada psikologis nya,yang lama-kelamaan mereka akan mencari pemuasaan kebutuhan emosionalnya.Proses pemuasaan emosi ini mereka akan menjadi kasar,atau mengurangi kebutuhan emosional mereka.Dengan meninggalkan kebutuhan ini,orang yang menarik diri  tidak akan tersakiti oleh orang lain.
Kecemasan dan permusuhan cenderung ditekan (repress), atau dikeluarkan dari kesadaran, karena menunjukan rasa takut bisa membuka kelemahan diri, dan menunjukan rasa marah beresiko dihukum dan kehilangan cinta dan keamanan. Bayi mengalami proses melingkar, yang oleh Horney dinamakan Lingkaran setan atau vicious circle. Dimulai sejak akhir, bayi membutuhkan kehangatan dan kasih sayang untuk dapat menghadapi tekanan lingkungan.
a.    Kalau kehangatan cinta dan kasih sayang ini tidak cukup diperoleh,
b.    Bayi menjadi marah dan muncul perasaan permusuhan karena diperlakukan secara salah itu.
c.    Tetapi kemarahan harus di repress agar perolehan cinta dan rasa aman yang hanya sedikit (tidak cukup) itu tidak hilang sama sekali.
d.   Perasaan menjadi kacau, muncul kecemasan dasar dan permusuhan dasar.
e.    Kebutuhan kasih sayang dan cinta semakin besar.
f.     Kemungkinan akan semakin banyak kebutuhan kasih sayang yang tidak terpenuhi sehingga semakin kuat pula perasaan marah yang timbul.
g.     Perasaan permusuhan  menjadi semakin kuat.
h.    Repressi harus semakin kuat dilakukan agar perolehan kasih sayang yang hanya sedikit itu tidak hilang.
i.      Tegangan perasaan kacau, marah, gusar, mangamuk semakin kuat. Kembali ke (d) ini akan membuat kecemasan dasar dan permusuhan dasar semakin kuat, dan akan terus semakin parah kalau lingkaran 4 > 5 > 6 > 7 > 8 > 9 > 4 dst. terus menerus terjadi.

2.    Kecemasan dan Konflik (Anxiety and Conflict)
Menurut Horney, semua orang mengalami creature anxiety, perasaan cemas yang normal muncul pada masa bayi, ketika bayi yang lahir dalam keadaan tak berdaya dan rentan itu dihadapkan dengan kekuatan alam yang keras dan tidak bisa dikontrol. Bimbingan yang penuh kasih sayang dan cinta pada awal kehidupan membantu bayi belajar menangani situasi bahaya itu. Sebaliknya, tanpa bimbingan yang memadai, bayi akan megembangkan basic anxiety, basic hostility, dan terkadang neurotic distress.

3.    Konflik Interpersonal : Kebebasan versus Kesepian
Konflik dalam diri sendiri adalah bagian yang integral dari kehidupan manusia, misalnya dihadapkan pilihan dua keingianan yang arahnya berbeda, atau antara harapan dengan kewajiban atau antara dua perangkat nilai. Juga, nilai kultural sering mengalami konflik di dalam maupun dengan nilai di luarnya.
Perbedaan konflik normal dengan konflik neurotik adalah taraf atau tinggi rendahnya. Setiap orang memakai berbagai cara mempertahankan diri melawan penolakan, permusuhan, dan persaingan dari orang lain. Orang normal mampu berbagai macam-macam strategi pertahanan disesuaikan dengan masalahnya, sedang orang neurotik secara komplusif memakai strategi pertahanan yang sama yang pada dasarnya tidak produktif. Orang dengan kecemasan dasar mungkin memulai hidup dengan konflik yang sangat berat, konflik antara kebutuhan rasa aman dan kebutuhan menyatakan kebebasan emosi dan pikiran. Horney mengemukakan sepuluh kebutuhan neurotik, yakni kebutuhan yang timbul sebagai akibat dari usaha menemukan pemecahan-pemecahan masalah gangguang antara hubungan manusia.
a.    Kebutuhan kasih sayang dan penerimaan : keinginan membabi-buta untuk menyenangkan orang lain dan berbuat sesuai dengan harapan orang lain. Orang itu mengharapkan dapat diterima baik orang lain, sehingga berusaha bertingkah laku sesuai dengan harapan orang lain, cenderung takut berkemauan, dan sangat peka/ tergantung dengan tanda-tanda permusuhan dan penolakan dari orang lain, dan perasaan permusuhan di dalam dirinya sendiri.
b.    Kebutuhan partner yang bersedia mengambil alih kehidupannya : tidak memiliki kepercayaan diri, berusaha mengikat diri dengan partner yang kuat. Kebutuhan ini mencakup penghargaan yang berlebihan terhadap cinta, dan ketakutan akan kesepian dan diabaikan.
c.    Kebutuhan membatasi kehidupan dalam ranah sempit : Penderita neurotik sering berusaha untuk tetap tidak menarik perhatian, menjadi orang ke-dua, puas dengan yang serba sedikit. Mereka merendahkan nilai kemampuan mereka sendiri, dan takut menyuruh orang lain.
d.   Kekuasaan : kekuatan dan kasih sayang memungkin dua kebutuhan neurotik yang terbesar. Kebutuhan kekuatan, keinginan berkuasa, tidak menghormati orang lain, memuja kekuatan dan melecehkan kelemahan, yang berwujud sebagai kebutuhan mengontrol orang lain dan menolak perasaan lemah atau bodoh.
e.    Kebutuhan mengeksploitasi orang lain : Takut menggunakan kekuasaan secara terang-terangan, menguasai orang orang lain melalui eksploitasi dan superiorita intelektual. Neurotik sering mengevaluasi orang lain berdasarkan bagaimana mereka dapat dimanfaatkan atau dieksploitasi, pada saat yang sama mereka takut dieksploitasi orang lain.
f.     Kebutuhan pengakuan sosial atau prestise : Kebutuahan memperoleh penghargaan sebesar-besarnya dari masyarakat. Banyak orang yang berjuang melawan kecemasan dasar dengan berusaha menjadi nomor satu, menjadi yang terpenting, menjadi pusat perhatian.
g.    Kebutuhan menjadi pribadi yang dikagumi : Pengidap narkotik memiliki gambaran diri melambung dan ingin dikagumi atas dasar gambaran itu, bukan atas siapa sesungguhnya mereka.
h.    Kebutuhan ambisi dan prestasi pribadi : Penderita neurotik sering memiliki dorongan untuk menjadi yang terbaik, contoh: penjual terbaik, pemain bowling terbaik, pecinta terbaik. Mereka ingin menjadi yang terbaik dan memaksa diri untuk semakin berprestasi sebagai akibat dari perasaan tidak aman, harus mengalahkan orang lain untuk manyatakan superioritasnya.
i.      Kebutuhan mencukupi diri sendiri dan independensi : Neurotik yang kecewa – gagal menemukan hubungan-hubungan yang hangat dan memuaskan dengan orang lain yang cenderung akan memisahkan diri tidak mau terikat dengan orang lain, membuktikan bahwa mereka bisa hidup tanpa orang lain.
j.      Kebutuhan kesempurnaan dan ketaktercelaan : Melalui perjuangan yang tidak mengenal lelah untuk menjadi sempurna, penderita neurotik membuktikan harga diri dan superioritas pribadinya. Mereka sangat takut membuat kesalahan dan mati-matian berusaha menyembunyikan kelemahannya dari orang lain.

4.    Konflik Intrapsikis
Kecenderungan neurotik yang timbul dari kecemasan dasar, berkembang dari hubungan anak dengan orang lain. Dinamika kejiwaan yang terjadi menekankan pada konflik budaya dan hubungan antar pribadi. Dalam hal ini Horney tidak mengabaikan faktor intrapsikis dalam perkembangan kepribadiannya. Menurutnya, proses intrapsikis semula berasal dari pengalaman hubungan antar pribadi kemudian mengembangkan eksistensi dirinya terpisah dari konflik interpersonal. Untuk dapat memahami konflik intrapsikis yang sarat dengan dinamika diri, perlu difahami empat gambaran diri dari Horney (Alwisol, 2009), yaitu:
a.    Diri Rendah (Despised Real Self)
Konsep yang salah tentang kemampuan diri, keberhargaan dan kemenarikan diri, yang didasarkan pada evaluasi orang lain yang dipercayainya, khususnya orang tuanya. Evaluasi negative mungkin mendorong oramg untuk merasa tak berdaya.
b.    Diri Nyata (Real Self)
Pandangan subjektif bagaimana diri yang sebenarnya, mencakup potensi untuk berkembang, kebahagiaan, kekuatan, kemauan, kemampuan khusus, dan keinginan untuk “realisasi diri”, keinginan untuk spontan menyatakan diri yang sebenarnya.
c.    Diri Ideal (Ideal Self)
Pandangan subjektif mengenai diri yang seharusnya, suatu usaha untuk menjadi sempurna dalam bentuk khayalan, sebagai kompensasi perasaan tidak mampu dan tidak dicintai.
d.   Diri Aktual (Actual Self)
Berbeda dengan real self yang subektif, aktual self adalah kenyataan objektif diri seseorang, fisik dan mental apa adanya, tanpa dipengaruhi oleh persepsi orang lain.

F.        Psikopatologi & Perubahan Perilaku
Dalam teori kepribadian Horney basic anxiety merupakan dasar dari neurotic/kepribadian yang tidak sehat disebabkan oleh “safety needs” yang belum terpenuhi khususnya yang terjadi pada masa kanak-kanak. Safety needs adalah kebutuhan akan rasa aman dan bebas dari ketakutan. Kasus-kasus yang mengancam “safety needs” contohnya kekerasan fisik atau karena sikap orang tua yang suka menghukum anak-anak dengan kata-kata yang merendahkan seperti “Kamu bodoh!”, “ Kamu tidak berguna!”, “Kamu anak yang payah!” dll. Dengan mengalami perlakuan seperti itu, anak-anak mulai meragukan apakah orang tuanya benar-benar mencintainya atau tidak. Akhirnya  anak menjadi merasa tidak berdaya dan tetap mencoba untuk merepres pertentangan dengan orang tuanya karena mereka membutuhkan sosok orang tua bagi kehidupannya. Maka timbul konflik dan permusuhan yang membuat anak menjadi takut dengan orang tuanya dan merupakan sumber dari basic anxiety. Dalam kondisi itu, pada masa anak-anak biasanya melakukan empat cara perlindungan diri yang bertujuan untuk melawan basic anxiety, yaitu:
-       Securing affection and love, yaitu perlindungan diri untuk mendapatkan kasih sayang  misalnya dengan cara menyogog.
-       Being submissive, yaitu perlindungan diri dengan menekan keinginan yang berlawanan dengan orang lain untuk menghindari pertentangan.
-       Attainig power, yaitu perlindungan diri dengan mencari keamanan melalui kekuasaan dan superioritasnya.
-       Withdrawing, yaitu perlindungan diri dengan cara menarik diri dari orang lain/kelompok sosial.
-       Selanjutnya selama proses melawan basic anxiety tersebut, akan mengakibatkan munculnya “neurotic needs”.  Neurotic needs merupakan cara yang irasional yang dilakukan oleh orang-orang neurotic untuk mengatasi masalah dalam hubungannya dengan orang lain. Neurotic needs ini bisa disebut juga sebagai kebutuhan yang patologis karena sifatnya yang bukan untuk menyelesaikan masalah. Neurotic needs atau kebutuhan patologis tersebut dibagi ke dalam tiga kelompok “neurotic trends”, yaitu:
-       Movement toward other people, adalah kecenderungan mendekati orang lain untuk memperoleh kasih sayang yang ditunjukkan melalui neurotic needs seperti affection and personal, dan a dominant partner.
-       Movement against other people, adalah kecenderungan untuk melawan dan mendominasi orang lain yang ditunjukkan melalui neurotic needs seperti power, exploitation, prestige, admiration, dan achievement.
-       Movement away from other people, adalah kecenderungan untuk menghindar atau menjauh dari orang lain yang ditunjukkan melalui neurotic needs seperti self-sufficiency, perfection, dan narrow limits to life.

G.      Assesment & Treatment

Metode yang Horney gunakan untuk memeriksa kedalam keberfungsian kepribadian manusia secara esensi didukung oleh Freud—asosiasi bebas dan analisa mimpi–walaupun dengan modifikasi tertentu. Mungkin kebanyakan dasar yang berbeda dalam teknik antara Freud dan Horney adalah dalam hal hubungan antara analisis dan pasien. Horney percaya bahwa Freud memainkan peranan yang terlalu pasif dan terlalu jauh dan intelektual. Beliau percaya bahwa analisis seharusnya menjadi suatu “usaha untuk memulai suatu kerja sama secara halus” antara pasien dan terapis, walaupun analisis dengan sengaja memimpin proses yang ada.
Perbedaan besar lainnya antara Freud dan Horney adalah hubungan yang terbagi secara luas pada materi masa kanak-kanak dalam analisis. Menyingkat pemusatan pada pengalaman masa awal kanak-kanak dan memori, Horney menekankan kehadiran seseorang. Masa kanak-kanak tidak diabaikan dalam pendekatan Horney—sesungguhnya beliau menemukan bahwa materi masa kanak-kanak hampir selalu ditampilkan—tapi tujuannya adalah untuk menemukan pengaruh neurotik pada pasien yang mengikuti kehidupannya saat ini.
Horney juga menggunakan analisa mimpi dalam praktiknya, yakin bahwa mimpi menyatakan kebenaran diri seseorang. Mereka mewakili usaha untuk memecahkan konflik, maupun dengan cara yang konstruktif ataupun neurotis. Mereka mampu mengindikasikan kepada seseorang sebuah susunan sikap dalam diri mereka yang mungkin sangat berbeda dari dunia kepura-puraan yang ada dalam self-image diri mereka. Selama dengan Freud, Horney mempercayai bahwa maksud sebenarnya dari interpretasi harus diinterpretasi melalui analisis. Bagaimanapun juga, beliau tidak sering mendaftar simbol umum. Tiap mimpi, beliau pikir harus diinterpretasikan dalam sebuah konteks dari masalah pasien.
Ketika beliau menggunakan asosiasi bebas dan analisis mimpi sebagai teknik penting dalam pemeriksaan, Horney tidak mendisiplinkan dirinya hanya untuk metode tersebut. Mempercayai bahwa tiap orang unik dan memberikan masalah analisis yang belum pernah ditemui sebelumnya, beliau sangat fleksibel mengenai seberapa baiknya membongkar masalah pasien. Seorang analisis, beliau menyatakan pasti penyesuaian diri cukup untuk digunakan sebagai saran terbaik yang sesuai utnuk tiap pasien.       

H.       Isu-Isu Penting Menurut Karen Horney

-       Free will vs Determinism
Horney lebih mendukung Determinism, karena Horney setuju dengan prinsip Freud  tentang pentingnya tahun-tahun awal masa kanak-kanak dalam membentuk kepribadian dewasa.
-       Nature vs Nurture
Horney tidak percaya bahwa bagian biologis yang berpegaruh terhadap perkembangan manusai, melainkan pengaruh-pengaruh sosial dan lingkungan. Oleh karena itu, Horney lebih mendukung Nurture.
-       Past vs Present
Horney percaya bahwa manusia memiliki kapasitas untuk secara sadar membentuk dan mengubah kepribadian kita. Namun, pengaruh masa kanak-kanak sangat besar perannya dalam pembentukan kepribadian. Jadi, untuk hal ini Horney lebih mendukung Past.
-       Uniqueness vs Universality
Dalam hal ini, Horney lebih mendukung Universality. Karena walaupun manusia berbeda-beda, terdapat hal yang sama di diri mereka, yaitu keinginan mencari rasa aman dan rasa cinta.
-       Equilibrium vs Growth
Horney lebih mendukung Equilibrium karena saat seseorang mendapatkan perlakuan yang tidak sesuai dengan keinginannya, secara otomatis dia akan mencari hal lain yang dapat menyetimbangkannya berupa pembalasan dendam dan menciptakan permusuhan dasar.
-       Optimistik vs Pesimistik
Horney cenderung mendukung Pesimistik. Menurut teori psikoanalitik sosial, perubahan memang bisa terjadi tetapi proses yang di lalui bertahap dan lambat. Neurosis tidak dapat sembuh begitu saja dengan cepat, hanya ada psoses yang panjang untuk mengembangkan kesadaran dan pemahaman diri dimana dapat memperoleh pengetahuan dan terjadinya pengalaman emosianal.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.    Motivasi yang mendorong manusia adalah kekuatan yang bersifat emosional dan nonrasional.
2.    Bayi mengalami proses melingkar, yang oleh Horney dinamakan Lingkaran setan atau vicious circle.
3.    Teori Horney tentang neurosis didasarkan pada konsep gangguan psikis yang membuat orang terkunci dalam lingkaran yang membuat tingkah laku tertekan dan tidak produktif, kemudian dikenal sebagai masalah kecemasan.
4.    Horney mengemukakan sepuluh kebutuhan neurotik, yakni kebutuhan yang timbul sebagai akibat dari usaha menemukan pemecahan-pemecahan masalah gangguan antara hubungan manusia.
·       Kebutuhan kasih sayang dan penerimaan
·       Kebutuhan partner yang bersedia mengambil ahli keidupannya
·       Kebutuhan membatasi kehidupan dalam ranah sempit
·       Kekuasaan
·       Kebutuhan mengeksploitasi orang lain
·       Kebutuhan pengakuan sosial atau prestise
·       Kebutuhan menjadi pribadi yang dikagumi
·       Kebutuhan ambisi dan prestasi pribaadi
·       Kebutuhan mencukupi diri sendiri dan independensi



DAFTAR PUSTAKA
http://latifianazalati.blogs.uny.ac.id/2015/10/19/psikologi-kepribadian-karen-horney/
http://13023ty.blogspot.co.id/2014/06/kepribadian-menurut-karen-horney.html
https://justalittlescience.wordpress.com/2016/06/23/teori-kepribadian-menurut-karen-horney/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar